Berlian Dewirani

Wawancara FLB dengan Kontestan Miss Indonesia 2006

Setiap tahun kita selalu disodorkan tayangan dan acara pemilihan (kontes) ratu kecantikan. Ada Putri Indonesia, Miss Indonesia serta kontes serupa dalam skup daerah seperti Abang None Djakarta atau yang lainnya. Perlu rasanya mencoba mengetahui dan memahami, kenapa dan untuk apa kontes seperti itu ada? Apakah ini merupakan bentuk upaya dalam aktualisasi perempuan atau malah bentuk eksploitasi perempuan? Dan bagaimana jika dibandingkan dengan konteks Internasional? Perlukah Indonesia mengikuti kontes tersebut di tingkat internasioal? Pro dan Kontra selalu terjadi.

Untuk itulah Usep Hasan Sadikin dari Forum Lintas Batas (FLB) mencoba berbincang dengan Berlian Dewirani, Finalis (5 Besar) Miss Indonesia 2006 dalam Diskusi Santai FLB. FLB membahas pengalaman dan pandangan Miss Maluku Utara ini di kontes ratu kecantikan.

Tujuannya tentu saja untuk mencoba memahami secara luas dan mendalam apa itu kontes ratu kecantikan (dari sudut pandang kontestan), sehingga kita tidak menilai sesuatu tanpa dasar. Dan juga, semoga prestasi yang dicapai oleh teman kita Berlian Dewirani bisa memberikan inspirasi, motivasi dan pelajaran dalam kehidupan kita untuk melangkah lebih baik di hari esok.

Berikut petikan bincang-bincang kami, Jumat, 1 September 2006 di kantin DALLAS FMIPA UI:

FLB : sepengetahuan Berlian apa tujuan diadakannya kontes ratu kecantikan, khususnya Miss Indonesia yang diikuti oleh Berlian?

BERLIAN DEWIRANI : tujuannya adalah untuk mencari icon perempuan Indonesia yang berpenampilan, berwawasan dan berprilaku (Beauty, Brain and Behavior) yang mencirikan Indonesia. Nantinya perempuan tersebut akan ditugasi menjadi duta negara untuk memperkenalkan budaya, pariwisata dan kekayaan Indonesia lainnya di mata dunia.

FLB : kalau tujuan Berlian sendiri menjadi kontestan di kontes Miss Indonesia apa?

BERLIAN DEWIRANI : saya orang yang berpandangan bahwa nama besar merupakan hal yang penting untuk dimiliki. Saya senang melakukan kegiatan sosial. Dengan adanya nama besar berarti akan mendatangkan suatu kepercayaan dari orang lain kepada kita sehingga kita bisa optimal dalam melakukan kegiatan sosial atau yang lainnya. Sering kali kita terbentur masalah dana, kekurangan SDM, atau yang lainnya, dalam melakukan kegiatan sosial. Kepercayaan terhadap diri kita dari orang lain akan mengatasi masalah itu. Kita pun akan merasa memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga kepercayaan yang didapat dengan berbuat sebaik-baiknya.
Ini sudah saya sadari dan lakukan dari SMP dengan menjadi ketua OSIS. SMU pun saya menjabat sebagai ketua OSIS. Dengan hal tersebut saya lebih bisa melakukan banyak hal untuk orang lain. Di kampus, saya coba jadi KABIR DANUS di skup jurusan tepatnya di Himpunan Mahasiswa Departemen Farmasi. Di skup kampus saya jadi DANUS BEM UI dan HUMAS Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) Eka Prasetya UI. Di skup nasional saya terlibat di Ikatan Senat Farmasi se-Indonesia. Keikutsertaan saya di Miss Indonesia adalah agar bisa terlibat dalam aktivitas yang skupnya nasional juga. Saya bisa berhubungan dengan banyak orang dan juga mendapatkan teman baru. Sekarang saya lagi memikirkan apa yang menjadikan saya untuk bisa terlibat pada kegiatan yang skupnya internasional.

FLB : sebenarnya persyaratan apa sih, seseorang bisa mewakili dan mengatasnamakan Provinsi atau Daerahnya?

BERLIAN DEWIRANI : itu bisa karena kita lahir di daerah yang kita wakilkan. Atau karena orang tua kita memang asal daerah yang akan kita wakilkan. Bisa juga karena kita memiliki wawasan seputar daerah yang akan kita wakilkan. Saya sendiri adalah kontestan yang memenuhi persyaratan yang ketiga. Saya bukan dari Maluku Utara. Saya lahir di Jawa, tepatnya di Malang. Dan orang tua juga lahir di Jawa.

FLB : oh gitu. Lalu kenapa milih Maluku Utara?

BERLIAN DEWIRANI : sebenarnya saya mendaftarkan diri sebagai kontestan Jawa Barat, karena saya tinggal di Depok dan juga karena saya besar di Depok. Tapi setelah saya lolos seleksi dari 6600 (enam ribu enam ratus peserta) menjadi 33 peserta, saya ditawarkan pihak Miss Indoenesia untuk mewakili Provinsi Maluku Utara. Ada juga yang menelpon saya agar saya lebih memilih Provinsi Banten atau (DKI) Jakarta. Tapi, saya lebih memilih Maluku Utara. Udah deh dari situ saya browsing terus di internet, cari informasi seputar Maluku Utara. Bahasanya apa, kekayaan alamnya apa dan lain-lain. Hikmahnya saya bisa tahu daerah atau bagian lain dari Indonesia. Maluku Utara juga kan bagian dari Indonesia. Bukan Indonesia jika Maluku Utara tidak ada. Kendatipun Indonesia ada tanpa Maluku Utara, bukan merupakan sebuah Indonesia yang utuh. Seperti halnya dengan telapak tangan kita, bila jempol kita tidak ada, bukan merupakan telapak tangan yang utuh. Kita akan mengalami kesulitan jika telapak tangan tak utuh digunakan menulis.
Hikmah lainnya, saya jadi punya new family, yaitu orang Maluku Utara. Karena dalam mempelajari dan mengetahui budaya dan kekayaan alam Maluku Utara, saya harus ngobrol dengan orang-orang yang berasal dari sana. Saya belum pernah ke Maluku Utara.

FLB : bisa sedikit dijelaskan tidak, bagaimana proses penyleksian dari 6600 orang menjadi hanya 33 orang?

BERLIAN DEWIRANI : penilaian awal berdasarkan CV kita, apakah calon kontestan merupakan orang yang memiliki keahlian dan pengalaman berorganiasi, apakah calon kontestan bisa berbahasa Inggris atau tidak, dan yang lainnya. Kemudian seleksi berikutnya adalah pengetahuan umum berupa tes tulis. Lalu interview dengan banyak juri, yang mana pada tahap inilah calon kontestan “dibantai” dengan pertanyaan dan kritikan yang tajam dan sulit. Terakhir sesi pemotretan, apakah kami fotogenik atau tidak. Kata orang-orang disitu sih, sesi ini gak ngaruh-ngaruh amat.
Memang sengaja, dari 33 kontestan yang dipilih, penekanannya bukan pada dari mana calon kontestan itu berasal. Karena bagi pihak Miss Indonesia, yang terpenting bukanlah dari mana asal kami, melainkan tahu dan pahamkah daerah yang kita wakili.
Ini juga yang jadi pertanyaan juri kepada saya, kenapa kamu mau menjadi Miss Maluku Utara padahal kamu bukan berasal dari sana? Bagi saya mengangkat Indonesia bukan berarti menunjukan dari suku apa kita berasal, melainkan memperkenalkan kekayaan dan keindahan Indonesia yang terdiri dari banyak daerah dan sukunya. Nasionalisme lebih tinggi dari pada sukuisme.

FLB : misalnya saya sebagai juri dalam kontes ratu kecantikan. Bagi Berlian, apakah bijak jika saya kemudian lebih memilih kontestan yang tidak terlalu pintar tetapi secara fisik cantik dibandingkan dengan kontestan yang pintar tapi secara fisik tidak terlalu cantik?

BERLIAN DEWIRANI : aduh maaf, saya tidak bisa memposisikan saya dalam keadaan itu, karena penilaian cantik itu relatif dan juga penilaian juri bersifat privat dan subjektif.

FLB : oh maaf, mungkin pertanyaannya yang tidak bijak?

BERLIAN DEWIRANI : mmm, saya juga minta maaf karena saya tidak bisa menjawab secara bijak. Tapi berdasarkan pengalaman saya, pada dasarnya dalam pemilihan dan penilaian berdasarkan 3B: Beauty, Brain dan Behavior. Artinya masing-masing memiliki bobot 1/3, siapa yang mempunyai atau mendapat nilai dari ketiga itu dengan baik maka dialah yang dipilih. Memang sih ada beberapa kontestan yang kurang pintar atau kurang berwawasan, tapi mereka tidak sampai lolos ke 15 besar.

FLB : sebenarnya bagaimana proses seorang pemenang kontes kecantikan di Indonesia bisa kemudian mewakili dan mengatasnamakan Indonesia dalam kontes kecantikan tingkat dunia? Apakah dia izin dulu dengan pemerintah pusat? Apakah memang ada instansi pemerintah yang menangani hal ini sebagaimana PSSI menangani kesebelasan Indonesia untuk tampil di kancah internasional?

BERLIAN DEWIRANI : pastinya saya kurang tahu mengenai hal ini, yang saya tahu pihak Miss Indonesia melakukan kunjungan ke beberapa tokoh dan instansi seperti ketua DPR Bapak Agung Laksono, Ibu Shinta Mulya, Menlu, Kedubes dan lain-lain.

FLB : misalnya Berlian menang dalam kontes Miss Indonesia, maka otomatis Berlian akan dikirim mengikuti kontes ratu kecantikan tingkat internasional, bersediakah Berlian, karena di sini ada sesi memakai pakaian renang?

BERLIAN DEWIRANI : selama ini yang diributkan adalah sesi pakaian renang dalam kontes Miss Universe yang merupakan jalur intenasional untuk kontes Putri Indonesia karena memang lisensinya dari Miss Universe. Dan, Miss Universe sponsor utamanya adalah merek pakaian renang. Yang saya tahu, dalam kontes Miss World yang merupakan jalur internasional untuk kontes Miss Indonesia, keputusan diberikan kepada kontestan untuk menggunakan pakaian renang seperti apa. Indonesia pernah memakai kain Bali untuk pakaian bawah sebagai penutup dan penghias. Tetapi saya tidak akan pernah bersedia untuk ikut kontes yang mengharuskan saya mengenakan pakaian renang dengan modifikasi apapun.

FLB : apakah hal ini juga yang menjadi pertimbangan Berlian untuk lebih memilih mengikuti kontes Miss Indonesia dibandingkan kontes Putri Indonesia?

BERLIAN DEWIRANI : ya. Dalam kontes Miss World, yang ditekankan adalah nilai-nilai budaya dan keunikan Negara. Dalam Miss World ada sesi yang mana masing-masing Negara memberikan batu khas dan tanaman khas negaranya yang kemudian dijelaskan apa namanya dan dimana letaknya. Bagi saya semua hal ini menjadikan kontes Miss World lebih baik dibandingkan dengan Miss Universe.

FLB : bagi Berlian dengan adanya sesi pakaian renang dalam Miss Universe, apakah Indonesia tidak perlu menjadi salah satu kontestan sebagaimana Malaysia atau negara-negara yang mempunyai latar belakang agama Islam, toh masih banyak cara lain untuk bisa memperkenalkan Indonesia di kancah internasional? Atau biarkan saja Miss Universe tetap menjadi salah satu jalur untuk memperkenalkan Indonesia di kancah internasional?

BERLIAN DEWIRANI : bagi saya ini sama halnya dengan mereka yang mewakili negara dalam Olimpiade Fisika, atlet suatu cabang olahraga dalam olimpiade atau yang lainnya. Semua berhak melakukan yang terbaik bagi dirinya dengan nama Indonesia.

FLB : mungkin ini pertanyaannya kaya di kontes ratu kecantikan. Bagi Berlian pengertian cantik itu apa sih?

BERLIAN DEWIRANI : cantik atau fisik yang baik merupakan anugrah dari Tuhan. Tetapi bukan itu yang membuat kita mulia di mata Tuhan dan sesama. Bagi saya, kecantikan dalam berprilaku dengan wawasan yang luas merupakan kecantikan yang sebenarnya. Pasti kalian punya temen yang secara fisik dia tidak menarik, tapi dia enak diajak ngobrol dan baik dalam bersikap, sehingga kita seneng. Orang-orang terdekat saya sampe heran, ko Berlian kalo punya temen cowok aneh-aneh sih.

FLB : maaf tadi sepertinya ada pernyataan Berlian yang kontradiktif. Di satu sisi Berlian berpendapat bahwa cantik merupakan anugrah dari Tuhan, seakan-akan Tuhan membedakan nilai ciptaannya. Ada manusia yang diciptakan Tuhan dengan fisik yang cantik dan ada manusia yang diciptakan Tuhan dengan fisik yang tidak cantik. Tapi di sisi lain Berlian berpendapat bahwa kecantikan dalam berprilaku membuat kita mulia di mata Tuhan. Maksudnya?

BERLIAN DEWIRANI : ketika kita diberikan oleh Tuhan fisik yang cantik, bisa/gak kita menjaganya? Apakah kita tetap bisa berbuat baik dengan sesama, sehingga tidak membuat kita terlena dan sombong akan kecantikan kita?

**Dalam diskusi ini, Djohan anggota Forum Lintas Batas dari Fakultas Ekonomi juga memberikan tanggapan dan pertanyaan,

DJOHAN : maaf, yang saya baca, dulu sebelum Renaisains, perempuan cantik saat itu adalah yang gemuk-gemuk. Artinya cantik di sini adalah penilian kolektif suatu kelompok masyarakat. Sekarang cantik itu adalah yang ramping.

FLB : dengan kata lain, bagi Djohan penamaan cantik pada suatu bentuk fisik perempuan adalah pengaruh dari peradaban yang berkuasa pada masanya. Sekarang dengan Barat yang menghegemoni dunia, penamaan cantik diperuntukan untuk mereka yang memiliki bentuk fisik yang ramping, berkulit putih dan berhidung mancung. Bagaimana Berlian setuju dengan pendapat ini?

BERLIAN DEWIRANI : ya, kecantikan itu relatif. Orang yang satu dengan orang yang lain berbeda dalam menilai kecantikan seseorang, atau menilai seseorang itu cantik atau tidak.

FLB : bagi Berlian aktualisasi dan peran perempuan dalam ruang publik itu seperti apa?

BERLIAN DEWIRANI : wah, pertanyaannya tentang gender nih. Bagi saya yang paling penting dalam kesetaran gender adalah kesetaraan dalam hak menikmati hasil kemerdekaan. Perempuan secara luas harus disadarkan akan pentingnya menuntut ilmu, berkarya dan sebagainya dalam menikmati dan mengisi kemerdekaan.

DJOHAN : pendapat Berlian mengenai perempuan yang menjadi pemimpin?

BERLIAN DEWIRANI : saya sependapat dengan jawaban dari salah satu kontestan di Miss Indonesia 2006, bahwa ada hal-hal yang menjadikan perempuan dalam bersikap sebagai pemimpin lebih baik dibandingkan laki-laki. Perempuan bisa lebih bijak dalam bersikap karena landasan perasaannya. Pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin, tinggal bagaimana kualitas dari masing-masing personal yang menentukan apakah dia layak menjadi pemimpin atau tidak. Perbedaan bahwa perempuan lebih berkecenderungan mengedepankan perasaan, dibandingkan laki-laki yang lebih mengedepankan pikirannya, bukanlah menjadi alasan perempuan tidak lebih layak menjadi pemimpin. Biarlah kemudian kelebihan dari masing-masing tersebut mendorong perempuan dan laki-laki untuk saling melengkapi.

FLB : selama ini ada dua pendapat yang berbeda mengenai fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam konteks berkeluarga. Yang pertama berpendapat bahwa Tuhan telah mengatur fungsi dan peran laki-laki sebagai suami adalah mencari nafkah, sedangkan perempuan mengasuh anak dan mendidik keluarga. Yang kedua berpendapat bahwa fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan merupakan kesepakatan antara keduanya, artinya bentuk fungsi dan peran laki-laki dan perempuan yang ada sekarang ini merupakan hasil bentukan masyarakat yang bisa berubah dan berbeda antara masyarakat satu dengan yang lain sejalan dengan perubahan dan perbedaan waktu. Berlian cenderung yang mana?

BERLIAN DEWIRANI : bagi saya hak kemerdekaan perempuan dan laki-laki pada dasarnya adalah sama. Tetapi hal tersebut ada batasan dan tanggung jawab yang harus diprioritaskan, yaitu keluarga. Perempuan yang lebih cenderung mengedepankan perasaan dan emosinya lebih baik dalam menyampaikan dan menjalankan nilai-nilai pendidikan terhadap anak. Untuk itulah perempuan lebih baik berperan lebih banyak pada wilayah domestik keluarga. Laki-laki pun harus memprioritaskan keluarga, hanya saja perannya berbeda, yaitu mencari nafkah.

FLB : dengan dasar kemerdekaan perempuan, Berlian memandang bahwa keikutsertaan perempuan di kontes ratu kecantikan adalah usaha perempuan untuk mengaktualisasikan dirinya sehingga bisa berperan lebih di ruang publik?

BERLIAN DEWIRANI : ya!


Catatan: hasil tertulis wawancara ini sudah melalui proses pengeditan dengan sepengetahuan dan seizin Berlian.

Comments