Sinetron "Rinduku CintaMu"

Menjalankan Ramadhan di Serang, saya suka menyempatkan waktu untuk nonton TV bareng Mama. Di antaranya, menjelang tengah malam. Mama di waktu itu lagi nonton Sinetron "Rinduku CintaMu" (RC) di SCTV. Awalnya, saya nonton RC bareng Mama, karena lagi nunggu acara Lensa Olahraga Malam ANTV. Eh, jadi keterusan tuh. Rame pisan ceritanya euy...

RC menarik bagi saya (dan tentunya bagi Mama juga), karena RC menonjolkan keunikan masyarakat desa etnis Sunda. Dinamika desa dengan segala permasalahannya begitu memikat disajikan oleh RC.

Jika Ramadhan tahun lalu saya terkesan dengan Sinetron "Para Pencari Tuhan" (PPT), Ramadhan tahun ini kesan lebih saya tempatkan pada RC. Penyebabnya, karena dalam RC, "Islam" ditawarkan dan dikomunikasikan pada penonton secara lebih luwes. "Islam" tertangkap oleh saya tanpa kekakuan yang membuat kening berkerut.

Tentu saja, ada simbolitas "Islam" yang tak bisa dihindari. Tapi jika kita rentang garis panjang dengan "substansialitas" di unjung kiri dan "simbolitas" di ujung kanan, maka RC berusaha untuk menawarkan tayangan "Islam" yang mengarah pada "ujung kiri".

Sebetulnya PPT punya usaha serupa. Tapi untuk PPT jilid 2, tarikan untuk mengarah pada "ujung kanan" cenderung menguat. Belum lagi dengan semangat puritanisme yang mengiringinya. Hal ini yang membuat kening saya berkerut di sela-sela makan sahur. Tapi, better-lah, dibanding saya nonton orang-orang "ngelucu" di stasiun TV lain.

Tentu saja, penilaian saya tersebut tidak lepas dari konsepsi pemikiran saya mengenai "Islam" di(/&) masyarakat. Juga dari selera ber-"Islam" saya yang lebih suka dengan rasa "Islam" yang tidak menekankan pada adonan "dogma" dan "janji". [uhs]

 

*Semua kata "Islam" sengaja saya kasih tanda kutip (" "). Biar lebih bebas dimaknai oleh yang membaca, dan tentu saja oleh saya.     


Comments

Unknown said…
asli, ini film mantap banget. ada yang punya filmnya saya udah dua tahun nyari film ini. di youtube juga gak ada