Gus Dur, Pahlawan Buruh Migran

Jurnalperempuan.com-Jakarta. “SBY, bohong belaka!” Ujar Lukman, laki-laki yang pernah menjadi korban deportasi. Ia menceritakan, dulu, saat tak mendapatkan haknya sebagai buruh migran di Malaysia, SBY berjanji akan mendatangkan 16 lawyer ke Malaysia. Ternyata, janji itu bohong. Malah Gus Dur, yang sudah tak menjadi Presiden, menolongnya. Lukman bersama 80 orang TKI ilegal dari Malaysia ditampung, di asrama pesantren milik Gus Dur di Ciganjur Jakarta Selatan, melalui lembaga Gus Dur, Wahid Institute. Hanya selang satu hari, Gus Dur langsung bertandang ke Malaysia, bertemu Wakil PM Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak, untuk memperjuangkan hak kesejahteraan Lukman dan teman-temannya. “Gus Dur itu bukan lagi presiden, dan keadaan fisiknya kurang. Tapi Gus Dur berani. Sedangkan SBY, yang presiden, dan masih sehat, ngga berani!” Teriak Lukman menyertai emosi.

Penuturan Lukman merupakan salah satu testimoni para buruh migran dan keluarga, yang hak dan keberadaannya diperjuangkan oleh Gus Dur. Testimoni menjadi rangkaian acara Malam Penganugerahan “Migrant Care 2010,” yang diberikan kepada KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Selasa (9/2) malam di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki Jakarta. Oleh Migrant Care -sebuah lembaga perjuangan buruh migran- Gus Dur dinyatakan sebagai “Presiden Pembela Buruh Migran Indonesia.” “Belum ada presiden sebelum dan sesudah Gus Dur, yang sangat peduli dan berjasa memperjuangkan buruh migran,” jelas Anis Hidayah, selaku Direktur Ekskutif Migrant Care. “Migrant Care adalah lembaga independent, tapi kami tak independentterhadap Gus Dur. Sehingga, kami sangat kehilangan beliau,” aku Anis mencurahkan hati.

Testimoni lain juga hadir dalam ruangan itu. Ada Adi bin Asnawi, buruh migran yang selamat dari ancaman hukuman mati di negara Malaysia; Zakiyah, ibunda Adi, yang bersama Adi naik ke atas panggung. “Berkat Gus Dur, saya masih bisa bersama anak saya. Terimakasih Pak Gus Dur,” ucap Zakiyah terisak.

Deden dan Hamid pun senada. Deden, suami Tari, buruh migran yang dianiyaya majikannya di Arab Saudi menegaskan, “SBY itu, penakut! Gus Dur memang sering bercanda, tapi omongannya bisa dipegang. Sedangkan Hamid, suami almarhum Siti Tarwiyah, pekerja rumah tangga yang meninggal di Arab Saudi, mengidamkan, kelak akan ada Gus Dur ke-2 agar tak ada lagi buruh migran yang menjadi korban. “Gus Dur adalah pejuang tanpa imbalan, pejuang sejati,” lengkap Hamid.

“Malam ini, saya nobatkan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional. Bodo amat, pemerintah mau bilang apa,” ucap Rieke “Oneng” Diah Pitaloka, yang malam itu hadir untuk menceritakan perjuangan dan kontribusi Gus Dur terhadap buruh migran. Beberapa puisi dibacakan Rieke, sebagai pemicu semangat melanjutkan cita dan perjungan sang pahlawan, Gus Dur.

Usep Hasan Sadikin

Comments

rahmatullah said…
Borderless...saya kagum dengan "petualangan pemikiran" usep, moga kita tidak pernah berhenti menemukan sebuah titik harapan...
menurt saya ucapan lukman itu karena emosi deh pak. apa dia bicara seprti itu tau kalau pak SBY itu menangis.. pak SBY tidak segera membantu Lukman dkk karena masih ada urusan yang lebih penting.. apa mereka tau kalau pak SBY tidak bisa tidur karena sedang memikirkan rakyatnya.. menurut sya pemikiran lukman dkk itu terlalu egois.
tapi itu hanya dari pemikiran saya ya pak.. nanti nilai saya di kurangin lagi..
hehehe