PT KAI Sediakan Gerbong Khusus Perempuan

Jurnalperempuan.com-Jakarta. Pelecehan seksual terhadap perempuan yang banyak terjadi di kereta rel listrik (KRL), kini mulai diperhatikan oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Agar kejahatan itu tak terjadi lagi, PT KAI akan mengadakan dua gerbong khusus perempuan.


Dua gerbong khusus perempuan oleh PT KAI ditempatkan dalam satu rangkaian KRL. Rute operasinya Bogor-Jakarta-Bogor. Direncanakan KRL ini mulai beroperasi Kamis, 19 Agustus 2010.

Sebagaimana telah dilansir detikpos.net, hal tersebut dikemukakan oleh Sekretaris PT KAI Commuter Jabodetabek, Makmur Syaheran. “Dua gerbong khusus ini disediakan agar penumpang perempuan lebih aman, nyaman, dan tenang dalam menikmati jasa layanan KRL PT KAI,” ujar Makmur, Senin (9/8/2010). Makmur menjelaskan, untuk tahap pertama, KAI baru menyediakan dua gerbong. Tapi, bila peminatnya banyak, semua rute KRL akan disediakan gerbong khusus perempuan oleh KAI.

Dua gerbong khusus penumpang perempuan itu terdapat pada KRL Ekonomi AC dan KRL Ekspres. Dalam satu rangkaian KRL biasanya terdiri dari delapan gerbong penumpang. Dua di antaranya disediakan khusus untuk perempuan. Adapun gerbong yang disediakan tersebut yakni gerbong 1 dan gerbong 8, sedangkan gerbong 2 hingga 7 disediakan untuk penumpang umum. “Jika dua gerbong khusus itu sudah penuh, penumpang perempuan bisa menggunakan gerbong dua hingga tujuh. Namun, gerbong 1 dan 8 tidak boleh digunakan penumpang laki-laki,” ujar Makmur.

Makmur menambahkan, pengadaan gerbong khusus perempuan ini tak merubah harga tiket dan jadwal. “Harga tiket dan jadwal KRL tetap sama seperti biasanya. Namun, kami belum bisa menentukan berapa rangkaian KRL yang disediakan gerbong khusus tersebut. Jumlahnya masih dalam pembicaraan. Secara pasti pengadaannya akan kami lakukan secara bertahap,” tandasnya.

“Saya nggak tahu ada atau tidak negara yang mempraktekan ini. Jika ada, dan berhasil, bolehlah kita coba,” ujar Fajar berpendapat. Menurut Fajar, permasalahan utamanya adalah minimnya jumlah kereta dibanding jumlah penumpang. “Kita bisa lihat liarnya penumpang saat pagi dan petang, berebut kereta.”

Sedikit berbeda dengan yang dikemukakan Fajar. Mahasiswa UI yang juga pengguna jasa KRL, Indah berpendapat bahwa kebijakan gerbong perempuan bukan bentuk pelayanan yang optimal. “Pemerintah niatnya cuma setengah-setengah. Kayaknya PT KAI ingin dinilai memperhatikan perempuan, padahal kebijakannya tak banyak menyelesaikan masalah,” jelas Indah.

Menurut Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan Mariana Amiruddin, kebijakan ini perlu dikritisi. Pemisahan gerbong bukanlah penyelesaian pelecehan terhadap perempuan di tempat umum. “Menjadi kerepotan bila yang naik kereta sekeluarga misalnya. Masa suami-istri dan anak-anak jadi terpisahkan. Gimana yang pasangan, atau tim kerja,” ujarnya. Mariana menjelaskan masalah transportasi secara umum adalah, terlalu padatnya penumpang karena kurang banyaknya penyediaan transportasi. Kepadatan ini memungkinkan terjadi kriminalitas termasuk pelecehan seksual. Hal lainnya, kultur masyarakat juga perlu dirubah agar lebih menghargai perempuan.


Usep Hasan Sadikin

http://www.jurnalperempuan.com/index.php/jpo/comments/pt_kai_sediakan_gerbong_khusus_perempuan/

Comments